kingymab.org – Nafa Urbach yang karier politiknya esmi terhenti sementara setelah Partai NasDem memutuskan menonaktifkannya dari keanggotaan DPR RI. Keputusan ini diambil dan diumumkan secara resmi pada Minggu, 31 Agustus 2025, dengan surat yang telah ditandatangani Ketua Umum Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal Hermawi Taslim.
“Baca juga : PT Telkom Gelar Bumi Berseru Fest 2025 Dorong Inovasi Hijau”
Kritik Pedas Publik Jadi Pemicu
Pemecatan ini tidak datang tanpa alasan. Kritik terhadap Nafa memuncak usai komentarnya dalam siaran langsung TikTok yang dianggap tidak sensitif. Dalam pernyataannya, ia menyebut tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta bukanlah kenaikan, tetapi kompensasi karena rumah jabatan tidak lagi disediakan negara.
“Itu bukan kenaikan, itu kompensasi. Rumah jabatan sudah tidak ada, dikembalikan ke pemerintah,” ujar Nafa seperti dikutip dari Kompas.com.
Pernyataan tersebut langsung menyulut reaksi netizen yang menganggap Nafa tidak peka terhadap kondisi masyarakat. Di tengah tekanan ekonomi dan ketimpangan sosial, komentarnya dinilai menyinggung perasaan publik luas.
Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim, menegaskan bahwa keputusan partai mencerminkan suara masyarakat.
“Kami mendengar aspirasi publik. Setiap kader harus mencerminkan nilai perjuangan partai. Itu prinsip kami,” ucap Hermawi.
Perjalanan Politik Nafa Urbach: Dari Artis ke DPR
Nafa Urbach bukanlah nama baru di dunia hiburan. Kariernya sebagai artis dimulai sejak remaja dan cukup bersinar. Namun pada 2018, ia mulai menapaki jalur politik melalui Partai NasDem. Saat itu, ia menyebut usia dan pengalaman hidup sebagai dorongan kuat untuk berubah arah.
Tak hanya itu, peristiwa tragis yang melibatkan anaknya sebagai korban pelecehan seksual di media sosial menjadi pemicu utama. Nafa merasa harus turun langsung ke sistem agar bisa memberi perlindungan nyata kepada korban kekerasan seksual.
“Setelah kasus itu, banyak orang curhat ke saya. Saya merasa tidak bisa tinggal diam,” katanya dalam wawancara dengan Warta Kota tahun 2022.
Ia juga aktif menyuarakan dukungan terhadap pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS), yang akhirnya disahkan pada tahun yang sama.
“Politik itu seperti motor. Saya bisa jangkau lebih banyak orang kalau masuk ke sistem,” ucapnya lagi.
Reaksi dan Langkah Selanjutnya
Usai dinonaktifkan, Nafa Urbach sempat menyampaikan permintaan maaf terbuka. Ia bahkan berjanji akan menyerahkan seluruh gaji dan tunjangannya untuk masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Namun langkah tersebut belum cukup untuk meredam kritik. NasDem tetap melanjutkan keputusan tegasnya. Saat ini, status keanggotaannya di DPR tengah dalam proses evaluasi administratif oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Sementara itu, Nafa belum memberikan tanggapan resmi soal kemungkinan hengkang dari dunia politik. Namun, publik dan media menunggu apakah ia akan kembali ke dunia hiburan, pendidikan, atau tetap bertahan dalam jalur aktivisme sosial.
Pelajaran dari Kasus Nafa Urbach
Kasus Nafa Urbach mencerminkan pentingnya sensitivitas sosial bagi pejabat publik, terutama di era digital. Apa yang diucapkan, terutama di ruang terbuka seperti media sosial, bisa berdampak besar terhadap karier dan kepercayaan publik.
“Baca juga : Acil Bimbo Wafat, Adhisty Zara Sampaikan Permohonan Maaf”
Bagi partai politik, keputusan NasDem ini juga menjadi sinyal bahwa mereka tidak segan mengambil langkah korektif demi menjaga citra dan nilai perjuangan mereka. Ke depan, politisi perlu lebih berhati-hati dan sadar bahwa publik kini lebih kritis dan vokal dalam menilai wakil mereka di parlemen.




Leave a Reply